Saat ini, investasi emas makin beragam caranya. Jika dulunya dilakukan dengan membeli emas batangan secara fisik yang ada di pasaran, sekarang sudah jauh lebih berkembang. Emas digital muncul sebagai solusi kepemilikan emas secara digital, tanpa perlu menyimpan fisiknya.
Pembelian emas digital ini tentu saja mempermudah dalam berinvestasi emas. Tidak perlu datang ke toko, kita bisa memiliki emas melalui aplikasi. Kita juga terhindar dari risiko emas tercuri karena tidak menyimpan emas fisiknya.
Namun, kita juga perlu waspada. Selain emas digital yang fisiknya ada namun diperjualbelikan secara digital, dikenal juga istilah paper gold.

Apa itu Paper Gold?

Paper Gold merupakan satu dari ragam instrumen investasi yang menggunakan emas sebagai alatnya, namun tidak berupa emas fisik, melainkan disebut emas Exchange Traded Funds  atau lebih dikenal dengan singkatan ETFs. Yaitu berupa ‘surat’ bernilai investasi berbasis emas. Dalam hal ini Paper Gold mewakili harga emas di tengah-tengah pasar bursa efek diantara produk reksadana dan saham lainnya.

Kelebihan Paper Gold

Meski memiliki kesamaan dengan mekanisme reksadana dan saham lainnya, namun terdapat perbedaan dalam hal expense ratio atau risiko perbandingan antara rata-rata nilai aset bersih dengan biaya operasional pengelolaan dana investasi setiap tahun. Nilainya lebih murah ketimbang reksadana maupun saham lainnya. Misalnya sebagai contoh jika pada saham reksadana lainnya memiliki expense fee sebesar 2% hingga 8% persen per tahun, maka ETFs mengeluarkan expense fee rata-rata hanya kurang dari 0,5% per tahunnya.
Paper Gold dapat diperdagangkan di bursa saham. Asetnya bersifat liquid, artinya aset tersebut juga dapat ditukar dengan emas asli di gerai yang sudah bekerjasama dengan lembaga intermediasi.

Risiko Paper Gold

Meski Paper Gold ini dapat dianggap sebagai investasi berbasis emas, namun ia tidak memiliki komoditi berupa logam emas fisik dan nilai asetnya pun tidak didukung oleh emas asli, maka dari itu aset Paper Gold ini secara literal merupakan aset emas yang bernilai dan berlaku hanya diatas kertas yang dapat diperjualbelikan di bursa saham.
Walaupun terdapat beberapa produk ETFs yang dapat ditukar dengan emas asli di outlet penjual emas yang telah bekerja sama, akan tetapi banyak juga fasilitas dari lembaga keuangan yang tidak memiliki fitur tersebut sehingga kepemilikan emas kita sangat bergantung pada lembaga intermediasinya.

Perbedaan Paper Gold dan Tabungan Emas

·    Paper Gold
Paper Gold atau ETFs memiliki mekanisme yang berbeda dengan Tabungan Emas, oleh karena kita tidak betul-betul memiliki emas fisik, maka pertimbangan keamanan dan pengetahuan kita mengenai bagaimana cara pasar saham, kontrak derivatif dan underlying asset-nya bekerja menjadi faktor kunci atas keselamatan aset kita.
Transaksi kita bisa saja mengalami kegagalan oleh karena kita diharuskan membeli maupun menjual Paper Gold tersebut kepada pihak ketiga. Maka, kita perlu memperhatikan kredibilitas pihak ketiga atau lembaga yang menjadi intermediasi pendukung kita dalam bertransaksi Paper Gold.   
·    Tabungan emas
Tabungan Emas Pegadaian merupakan fasilitas titip emas di Pegadaian. Kita membeli emas, dan emasnya dititipkan di Pegadaian sehingga fisiknya disimpan di Pegadaian. Tabungan Emas adalah aset yang liquid, karena dapat dijual atau digadai kapan saja dengan mudah dan emas kita dapat dicetak menjadi emas batangan atau dapat ditukar dengan perhiasan.
PT Pegadaian pun sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK sebagai lembaga keuangan. Maka dari itu, Tabungan Emas merupakan cara aman untuk berinvestasi emas.
Maka cukup jelas, perbedaan antara Paper Gold dengan Tabungan Emas sebetulnya memiliki perbedaan yang lumayan kontras. Mulai dari model transaksi, ketersediaan pasar, hingga komoditi fisik.