Cost Push Inflation: Penyebab, Contoh, & Cara Mengatasinya

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

23 December 2024
Bagikan :
image detail artikel

Cost push inflation adalah istilah dalam dunia ekonomi yang merujuk pada kenaikan keseluruhan harga barang secara pesat.
Pada dasarnya, cost push inflation adalah salah satu jenis peningkatan laju inflasi yang disebabkan oleh adanya kebijakan untuk mengurangi angka pengangguran.
Untuk memahami cost push inflation dengan lebih baik, mari simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Cost Push Inflation?

Cost push inflation adalah jenis inflasi yang ditandai dengan lonjakan harga barang secara keseluruhan dan sangat merugikan.
Secara umum, terdapat tiga jenis inflasi yang dapat berdampak pada perekonomian negara, yaitu cost push inflation, demand pull inflation, dan mixed pull inflation.
Dari ketiga jenis tersebut, cost push inflation adalah yang paling merugikan karena dampak kerugiannya pada perekonomian negara.
Cost push inflation terjadi ketika keseluruhan harga melonjak akibat peningkatan upah kerja dan harga bahan baku.
Kenaikan keseluruhan harga tersebut menyebabkan biaya produksi menjadi lebih tinggi. Akibatnya, terjadi penurunan penawaran agregat (jumlah total produksi) dalam perekonomian. 
Meskipun biaya produksi naik, permintaan barang ti dak berubah sehingga terjadilah cost push inflation.

Penyebab Cost Push Inflation

Cost push inflation adalah jenis inflasi yang terjadi akibat situasi ekonomi yang buruk. Adapun penyebab cost push inflation bisa dijabarkan melalui rincian berikut:

1. Terjadinya Devaluasi

Penyebab cost push inflation yang pertama adalah devaluasi, yakni penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang negara lain yang dilakukan secara sengaja oleh pemerintah.
Tujuan utama dari praktik devaluasi sendiri adalah untuk menjaga kestabilan nilai mata uang dalam negeri.
Di sisi lain, devaluasi bisa berdampak pada kenaikan harga bahan baku yang didapatkan dari luar negeri (impor). Hal ini pun dapat membuat perputaran uang tidak stabil.

2. Upah Kerja Terlalu Besar

Penyebab penurunan Cost push inflation yang kedua adalah fenomena kenaikan harga barang secara keseluruhan yang tidak hanya didorong oleh upah kerja yang dinilai terlalu besar. Fenomena ini bisa terjadi karena adanya ketentuan terkait kenaikan upah minimum pekerja.
Di samping itu, mogok kerja akibat negosiasi yang macet juga dapat menghambat proses produksi yang akhirnya berdampak pada kenaikan harga barang.
Baca juga: UMK 2024 Sudah Berlaku, Ini Urutan Tertinggi dan Terendahnya 

3. Kenaikan Harga Bahan Baku

Harga bahan baku yang naik berpengaruh langsung kepada proses produksi. Tingginya harga bahan-bahan utama dalam produksi dan sumber daya alam lain yang semakin menipis sangat merugikan bagi produsen.

4. Tingginya Beban Pajak

Cost push inflation adalah fenomena yang bisa terjadi karena tingginya beban pajak. Kegiatan produksi yang dikenakan pajak tinggi akan membuat harga barang dan jasa naik.
Kenaikan harga barang dan jasa tersebut merupakan bentuk pengalihan beban pajak oleh pihak produsen kepada konsumen.

5. Bencana Alam

Di samping faktor-faktor penyebab dari kegiatan ekonomi itu sendiri, cost push inflation bisa disebabkan oleh bencana alam yang tidak terduga.
Gempa, banjir, kebakaran, atau tornado bisa menyebabkan kerusakan pada fasilitas produksi dan mengganggu rantai produksi. Hal ini dapat berujung pada biaya produksi yang membengkak.

6. Perubahan Aturan Hukum

Kebijakan pemerintah berpengaruh langsung terhadap terjadinya cost push inflation. Perubahan dalam aturan hukum tersebut akan berdampak pada kenaikan biaya produksi dalam bisnis.
Keadaan tersebut bisa memburuk sebab tidak adanya kompensasi dari pemerintah untuk biaya terkait dalam proses produksi..

Perbedaan Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation

Cost push inflation sering kali dibandingkan dengan demand pull inflation. Keduanya merupakan jenis inflasi yang berbeda dilihat dari faktor penyebabnya.
Secara harfiah, demand pull inflation adalah kenaikan harga barang dan jasa yang diakibatkan oleh lonjakan permintaan hingga produksi tidak dapat memenuhinya.
Di sisi lain, cost push inflation adalah kenaikan harga yang utamanya disebabkan oleh biaya pasokan tinggi.
Meskipun faktor penyebabnya berbeda, kedua jenis inflasi tersebut berakibat pada kenaikan harga yang dibebankan kepada konsumen.
Baca juga: 10 Mata Uang Terendah di Dunia 2023, Rupiah Posisi Berapa? 

Contoh Cost Push Inflation

Cost push inflation adalah fenomena yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Fenomena lonjakan harga drastis tersebut pernah terjadi pada tahun 2015.
Saat itu, ekonomi Indonesia mengalami penurunan performa besar-besaran hingga menyentuh angka 0,50% akibat krisis ekonomi global.
Fenomena inflasi tersebut disebabkan oleh hasil panen yang tak sesuai harapan dan berujung pada fluktuasi harga pangan di pasar.

Cara Mengatasi Cost Push Inflation

Pada dasarnya, dibutuhkan penanganan dengan cepat oleh pemerintah untuk mengatasi berbagai jenis inflasi, utamanya cost push inflation.
Kenaikan biaya produksi yang menyebabkan menurunnya barang di pasar menyebabkan lonjakan harga produk. Adapun cara mengatasinya adalah dengan:

  • Mengurangi perilaku konsumtif.
  • Meningkatkan produktivitas pekerja dan kualitas bahan-bahan pokok dalam negeri.
  • Meningkatkan impor dan mengurangi ekspor.
  • Membantu pengembangan usaha mikro yang berpeluang tinggi untung.
  • Memanfaatkan harga barang dan pajak secara bijak.

Demikian pembahasan seputar cost push inflation yang dapat membantu sahabat memahami dampaknya pada perekonomian negara.
Cost push inflation adalah jenis inflasi yang berdampak pada kenaikan seluruh barang dan jasa di pasar. Jika fenomena tersebut terjadi, maka dana yang dibutuhkan pun akan ikut meningkat.
Nilai mata uang rupiah bisa menurun saat terjadi inflasi. Maka dari itu, ada baiknya jika sahabat mulai beralih ke investasi aset yang nilainya stabil saat kondisi ekonomi tidak menentu.
Salah satu aset yang nilainya tetap stabil dan aman saat terjadi inflasi adalah emas. Tidak hanya nilainya yang stabil, emas memiliki tingkat likuiditas tinggi, jadi bisa dikonversikan menjadi uang dengan mudah.
Agar keuangan pribadi dapat terlindungi di saat inflasi, sahabat bisa mulai menabung emas di Pegadaian.
Pembelian emas sangat terjangkau, dimulai dari Rp10 ribu saja. Sahabat pun bisa menabung sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
Yuk, daftar segera melalui aplikasi Pegadaian Digital dan nikmati bebas biaya pengelolaan rekening selama setahun!
Baca juga: Pengaruh Inflasi Terhadap Investasi yang Perlu Diketahui

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved