Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Faktor-faktor Tertentu
Menjaga kondisi ekonomi pribadi kini menjadi prioritas mengingat ancaman inflasi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Namun, tahukah sahabat apa saja jenis-jenis inflasi?
Inflasi adalah suatu fenomena ekonomi yang ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Namun, inflasi tidak hanya muncul karena satu alasan tertentu. Terdapat berbagai faktor yang dapat menimbulkan terjadinya inflasi.
Maka dari itu, inflasi dikelompokkan menjadi beberapa kategori dan dibagi lagi menjadi jenis-jenis dengan pemaknaan yang lebih terfokus.
Untuk memahami jenis-jenis inflasi dengan lebih baik, mari luangkan waktu sahabat dan simak informasi di bawah ini.
Jenis-jenis Inflasi
Laju inflasi tidak selalu sama setiap tahunnya. Maka dari itu, biasanya inflasi dihitung berdasarkan peningkatan persentase tahunan.
Sederhananya, konsep inflasi merujuk pada terlalu banyak peredaran uang ketika stok barang atau jasa sedikit. Akibatnya, harga produk di pasar pun meningkat secara terus menerus.
Jika dilihat dari faktor-faktor tertentu, inflasi dibagi menjadi beberapa kategori. Berikut penjabaran tentang jenis-jenis inflasi yang dikenal dalam dunia ekonomi:
Berdasarkan Sifat
Pengelompokan inflasi pertama didasarkan pada sifat atau tingkatnya. Jenis-jenis inflasi pada kategori ini diukur berdasarkan lajunya.
- Inflasi Merayap (Creeping Inflation)
Disebut juga sebagai inflasi rendah di mana tingkat kenaikan harganya sangat lambat, yaitu 3% per tahun.
- Inflasi Kronis (Chronic Inflation)
Jenis inflasi yang bertahan cukup lama dan kian meningkat tanpa penurunan. Berisiko berkembang menjadi hiperinflasi.
- Inflasi Berjalan (Walking Inflation)
Terjadi ketika harga-harga barang dan jasa meningkat secara moderat dengan rentang 3% hingga 10% per tahun.
- Inflasi Berlari (Running Inflation)
Percepatan laju inflasi yang cepat sehingga harga-harga produk dapat naik lebih dari 10% per tahun.
- Inflasi Melesat (Galloping Inflation)
Dikenal juga sebagai inflasi lonjakan ketika tingkat inflasi lebih dari 20% hingga 1.000% per tahun.
- Hiperinflasi (Hyperinflation)
Ketika harga-harga produk secara drastis dengan tingkat inflasi di atas 1.000% per tahun.
Berdasarkan Sebab
Jika dilihat dari faktor penyebabnya, jenis-jenis inflasi bisa dibagi menjadi berikut ini:
- Cost-Push Inflation: Terjadi ketika harga-harga naik karena biaya produksi yang kian meningkat.
- Demand-Pull Inflation: Ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawaran di berbagai sektor, termasuk konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah.
- Scarcity Inflation: Diakibatkan oleh penimbunan barang dan jasa oleh pemasar gelap yang bermaksud menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
- Structural Inflation: Sering dialami oleh negara berkembang karena kekakuan struktural yang dapat menghambat pertanian, penyediaan sumber daya domestik, valuta asing, infrastruktur fisik, dan lain sebagainya.
Baca juga: Literasi Keuangan: Pahami Arti, Manfaat, dan Contohnya
Berdasarkan Situasi
Inflasi juga bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan situasi yang mendorong terjadinya kenaikan barang dan jasa. Berikut penjelasannya:
- Inflasi Masa Perang (War-Time Inflation): Terjadi ketika perang di mana sumber daya yang langka dialihkan dan diprioritaskan untuk produksi alat-alat militer sehingga menyebabkan kenaikan harga komoditas penting di pasar.
- Inflasi Pasca Perang (Post-War Inflation): Ketika pemerintah melonggarkan peraturan setelah perang, harga justru meningkat lebih cepat.
- Inflasi Masa Damai (Peacetime Inflation): Kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi saat keadaan normal atau tidak terjadi konflik kemanusiaan, seperti peperangan.
Berdasarkan Persebaran
Jenis-jenis inflasi juga bisa dibedakan berdasarkan cakupan atau persebarannya. Terdapat dua jenis pada kategori ini, yaitu inflasi menyeluruh dan inflasi sporadis. Berikut penjelasannya:
- Inflasi Menyeluruh: Ketika harga semua komoditas di berbagai sektor pada seluruh wilayah perekonomian naik.
- Inflasi Sporadis: Ketika hanya beberapa komoditas di beberapa wilayah yang mengalami kenaikan harga. Sifatnya yang sporadis ini bisa diakibatkan oleh faktor cuaca, seperti musim hujan yang buruk.
Berdasarkan Reaksi Pemerintah
Inflasi terbagi menjadi dua jenis jika dilihat berdasarkan reaksi atau tanggapan dari pemerintah. Berikut pembagiannya:
- Inflasi Terbuka (Open Inflation): Saat pemerintah tidak mengupayakan pembatasan inflasi dalam pasar ekonomi bebas di mana harga-harga barang dan jasa dibiarkan bergerak dengan sendirinya.
- Inflasi Tertekan (Suppressed Inflation): Pemerintah berupaya mencegah kenaikan harga melalui penjatahan, pengontrolan harga, penerapan kebijakan fiskal dan moneter, serta banyak lagi upaya lainnya. Akan tetapi, inflasi tertekan bisa memunculkan korupsi, pemasaran gelap, kelangkaan buatan, dan lain sebagainya.
Cara Mengantisipasi Inflasi yang Praktis dan Terjangkau
Sudah tahu apa saja macam inflasi yang perlu diperhatikan? Berbagai faktor dapat menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang dan jasa secara bersamaan.
Tentunya, hal tersebut dapat merugikan masyarakat luas. Kondisi ekonomi negara pun bisa memburuk jika inflasi tidak terkontrol.
Namun, terdapat cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi potensi inflasi di masa depan. Salah satunya adalah berinvestasi emas. Mengapa emas?
Emas adalah aset yang nilainya tidak tergerus oleh waktu dan tersedia dalam jumlah melimpah. Berdasarkan sejarah harga emas di Indonesia, nilainya pun kian naik dari tahun ke tahun.
Para investor mengenal emas sebagai instrumen yang tahan inflasi. Maka dari itu, emas sering dipilih sebagai aset untuk diversifikasi investasi agar kekayaan terjaga saat ekonomi tidak menentu.
Jika tertarik untuk berinvestasi emas, sahabat bisa menabung emas di Pegadaian. Prosesnya praktis dan biayanya sangat terjangkau.
Pembelian awal Tabungan Emas bisa dimulai dengan Rp10 ribu saja. Apabila daftar di Pegadaian Digital, sahabat pun akan dibebaskan dari pembayaran biaya pengelolaan rekening selama satu tahun pertama.
Namun, tidak perlu khawatir. Di tahun-tahun selanjutnya, sahabat hanya perlu membayar biaya pengelolaan rekening sebesar Rp30 ribu saja per tahun.
Top up saldo atau menabung pun bisa dilakukan kapan saja melalui transaksi online di Pegadaian Digital atau langsung di outlet Pegadaian terdekat.
Jika butuh dana cepat, sahabat juga bisa menggadaikan Tabungan Emas. Dana cepat cair tanpa proses panjang.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, antisipasi jenis-jenis inflasi dengan menabung emas di Pegadaian!
Baca juga: Deflasi: Arti, Penyebab, Jenis, Dampak, & Cara Mengatasinya
Artikel Lainnya
Investasi
Likuiditas: Jenis, Fungsi, dan Cara Menghitungnya
Likuiditas adalah parameter untuk mengukur seberapa mudah aset bisa diubah menjadi uang tanpa memengaruhi harga pasar. Yuk, simak selengkapnya!
Keuangan
PDB (Produk Domestik Bruto): Komponen & Cara Menghitungnya
PDB adalah jumlah penghasilan dari seluruh jenis usaha di suatu negara setiap tahunnya. Mari kenali komponen, manfaat, dan cara menghitungnya di sini.
Investasi
Investasi Menguntungkan yang Bisa Anda Coba di Tahun 2017
Melalui investasi, Anda bahkan bisa memperoleh pendapatan pasif yang terus mengalir. Berikut ini beberapa investasi menguntungkan yang bisa Anda coba di tahun 2017.