Fraud: Pengertian, Jenis, Dampak, dan Cara Mendeteksinya
Fraud adalah tindakan penipuan atau kecurangan dalam aktivitas bisnis yang melibatkan transaksi keuangan.
Umumnya, fraud dilakukan dengan penyajian laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kumpulan data dari pelaksanaan aktivitas bisnis secara nyata.
Kecurangan dalam bentuk fraud adalah sesuatu yang mudah dikesampingkan apabila sahabat tidak mengamati laporan keuangan secara teliti.
Maka dari itu, pahamilah konsep fraud dengan menyimak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu Fraud?
Fraud adalah perbuatan curang atau penipuan yang terjadi dalam penyajian laporan keuangan. Biasanya, tindakan fraud berupa pemalsuan atau manipulasi data yang dapat merugikan usaha.
Secara harfiah, fraud adalah kata dalam Bahasa Inggris yang berarti kecurangan. Tindakan kecurangan ini dilakukan dengan sengaja untuk menipu pihak yang terlibat dalam kerja sama.
Tujuan fraud adalah untuk meraup keuntungan pribadi. Umumnya, tindakan kriminal ini dilakukan oleh individu yang tergabung di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.
Adapun beberapa faktor internal yang mendorong seseorang melakukan fraud adalah:
- Tekanan ekonomi.
- Keserakahan pribadi.
- Pemenuhan kebutuhan mendesak.
Dari sisi eksternal, kebijakan hukum yang lemah juga dapat memunculkan risiko fraud. Lemahnya peraturan hukum kerap kali berimbas pada sanksi yang tidak sebanding dengan kerugian akibat tindakan fraud.
Jenis-Jenis Fraud
Terdapat empat jenis fraud yang kerap ditemukan dalam praktik berwirausaha dan pelaporan kondisi keuangan perusahaan. Berikut masing-masing penjabarannya:
1. Korupsi
Salah satu jenis fraud yang berskala besar adalah korupsi. Adapun bentuk korupsi bermacam-macam, seperti pemerasan, penyuapan, hingga penyalahgunaan informasi.
Tindakan korupsi dapat memunculkan praktik-praktik menyimpang lainnya, seperti gratifikasi atau pemberian barang berharga untuk melancarkan suatu kepentingan usaha.
2. Pencurian Data
Pada dasarnya, fraud adalah tindakan manipulatif yang tidak hanya berkutat pada aspek finansial. Untuk mencapai keuntungan pribadi, fraud bisa dilakukan dalam bentuk pencurian data.
Data yang dicuri oleh pihak internal maupun eksternal ini biasanya meliputi identitas pribadi konsumen maupun hal-hal terkait operasional perusahaan.
Maka dari itu, pencurian data memiliki dampak yang besar pada kepercayaan konsumen. Pasalnya, data yang dicuri tidak hanya merugikan perusahaan, namun juga masyarakat luas.
Salah satu contoh pencurian data adalah computer fraud yang dilakukan dengan mengakses pembukuan hingga data pribadi perusahaan pada komputer pusat.
Baca juga: Mengenal Urutan Laporan Keuangan untuk Kebutuhan Akuntansi
3. Penyimpangan Aset
Jenis fraud selanjutnya adalah penyimpangan aset perusahaan. Bentuk penyimpangan yang terjadi biasanya berupa penyalahgunaan hingga pencurian yang dilakukan untuk kepentingan pribadi.
Dibandingkan dengan jenis fraud lainnya, penyimpangan aset merupakan sesuatu yang relatif mudah dideteksi asalkan didampingi dengan pengecekan data secara rutin.
Apabila data yang dicatat diawasi sesuai dengan prosedur pengawasan, maka laporan keuangan pun dapat disusun secara lebih tertata.
4. Penggelapan Uang
Praktik fraud adalah tindakan yang tidak mengenal kelas sosial. Fraud bisa dilakukan oleh pihak yang memiliki kewenangan.
Pada level kerah putih, jenis fraud yang banyak menimbulkan kerugian adalah penggelapan uang.
Salah satu contohnya adalah penipuan berkedok skema Ponzi di mana pelaku menggelapkan aset investasi sekumpulan investor untuk memenuhi kebutuhan pribadi.
Dampak Fraud
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya, fraud adalah tindakan ilegal yang dapat berimbas pada kerugian perusahaan, bahkan masyarakat luas.
Adapun beberapa dampak fraud yang umumnya ditemukan dalam kegiatan kewirausahaan adalah:
1. Reputasi Buruk
Dampak yang dapat berlangsung dalam jangka waktu panjang dari tindakan fraud adalah reputasi buruk.
Perusahaan yang terdampak fraud akan dicap buruk. Hal ini dapat berimbas pada menurunnya tingkat kepercayaan, baik dari sesama pelaku usaha maupun masyarakat luas.
2. Kerugian Perusahaan
Tentunya, salah satu dampak langsung dari tindakan fraud adalah kerugian dari sisi keuangan. Ketika tingkat kerugian tinggi, maka keuntungan (profit) pun akan menurun.
Perusahaan yang merugi akan kesulitan mengelola keuangan. Jika masalah ini tidak bisa diatasi, maka keberlangsungan perusahaan pun tidak bisa dipastikan.
Baca juga: Risiko Operasional: Pahami Penyebab, Contoh, & Manajemennya
Cara Mendeteksi Fraud
Termasuk sebagai tindakan yang membahayakan keberlangsungan perusahaan, fraud bisa dideteksi dengan menerapkan cara-cara berikut:
1. Melaksanakan Audit Secara Berkala
Mengingat fraud adalah tindakan yang terjadi karena kesempatan atau kelonggaran pengawasan, maka audit secara berkala, baik di sisi internal maupun eksternal perlu dilakukan.
Audit atau pengawasan ini perlu dilakukan secara teliti pada level catatan akuntansi hingga kendali internal.
Di sisi lain, audit eksternal bisa dilakukan dengan melibatkan pihak luar untuk deteksi tindakan fraud yang mungkin terjadi dalam suatu perusahaan.
2. Memeriksa Laporan Keuangan dengan Baik
Cara mendeteksi fraud yang bisa dilakukan secara sistematis adalah memeriksa laporan keuangan berdasarkan karakteristiknya.
Berikan tugas ini kepada karyawan yang berwenang. Mulailah dari catatan-catatan terpisah yang mencakup pemasukan, pengeluaran, aset, utang, dan ekuitas.
Dengan mengecek laporan-laporan tersebut secara terpisah, manipulasi data bisa terdeteksi dengan lebih cepat.
Pasalnya, perbedaan jumlah yang tidak wajar bisa terlihat lebih jelas dengan membandingkan masing-masing catatan akuntansi yang terpisah.
3. Mengevaluasi Pihak Manajerial
Berdasarkan jenis-jenis fraud yang disebutkan di atas, tindakan korupsi hingga penggelapan sering kali melibatkan pihak manajerial.
Mengingat keseriusan tindakan tersebut, evaluasi pihak manajerial secara rutin perlu dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya fraud.
Itulah pembahasan seputar fraud, mulai dari jenis hingga cara mendeteksinya. Semoga dapat menambah wawasan dan membantu sahabat untuk lebih berhati-hati dalam berbisnis.
Tindakan fraud bisa dicegah dengan adanya evaluasi berkala dan pengawasan data keuangan secara komprehensif.
Ketika memeriksa laporan keuangan dengan baik, jangan lupa untuk memastikan total pembiayaan agar modal yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha sesuai dengan kebutuhan.
Adapun kebutuhan pembiayaan usaha bisa dipenuhi dengan permohonan bantuan pinjaman di Pegadaian.
Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), layanan KUPEDES dari Pegadaian bisa menjadi pilihan tepat untuk menambah modal pengembangan usaha.
Dengan barang jaminan berupa Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha (SHPTU), alat produksi, dan persediaan, pinjaman hingga Rp500 juta bisa didapatkan.
Jadi, mari lengkapi persyaratannya dan ajukan pinjaman ke outlet Pegadaian terdekat atau melalui aplikasi Pegadaian Digital segera.
Baca juga: Income Statement: Arti, Unsur, Jenis, Fungsi, & Cara Buatnya
Artikel Lainnya
Inspirasi
8 Resep Minuman Buka Puasa dengan Kesegaran yang Khas
Aneka minuman untuk buka puasa memiliki cita rasa khas yang dapat menyegarkan suasana Ramadan. Mari simak resep minuman buka puasa di artikel ini.
Investasi
Apa Saja Investasi yang Cepat Menguntungkan Saat Ini?
Investasi cepat menguntungkan cocok untuk pemilik penghasilan minim dan pebisnis kecil. Berikut lima pilihan populer di Indonesia, termasuk emas Pegadaian.
Keuangan
Panduan Investasi Emas: Cara Cerdas Lindungi Nilai Kekayaan
Investasi emas adalah cara aman untuk melindungi nilai kekayaan Anda. Temukan panduan lengkap memulai investasi emas dan strategi terbaiknya di sini.