Pebisnis dengan “Spiritual Mindset”
Nama lengkapnya Trialiati Gunamertha. Sehari-hari biasa dipanggil Lita Moecharom. Sejak menikah tahun 1990, Lita dan Eri Sudarji Laksmono, suaminya, sama-sama sibuk. Lita bekerja sebagai profesional di perusahaan multinasional sedangkan Eri menjalankan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa arsitektur. Beberapa kali sang suami mengajak Lita mengelola bisnis bersama. Tetapi Lita tidak tergerak. ‘’Saya tidak tertarik dengan bisnisnya,’’ kata Lita, yang bergelar insinyur mesin dari Universitas Brawijaya itu.
Pada tahun 2004, perusahaan Ery mendapat proyek pembangunan gedung sebuah bank swasta sebanyak 30 unit dari salah satu sahabatnya. Karena merasa cocok, suaminya memberikan saham 20 persen kepada sahabatnya itu, kemudian mengangkatnya menjadi direktur operasional.
Saat Lita dan suaminya pulang dari luar negeri, terjadilah sebuah musibah. Kantor sudah kosong. Semua isinya dikuras. Kas perusahaan pun dialihkan ke rekening pribadi direktur operasional. Saat itulah, Lita memutuskan untuk menerima tawaran suaminya, yang selama ini selalu ditolaknya. Padahal, di perusahaan tempatnya bekerja, Lita sedang menikmati karir yang gemilang.
‘’Saya terpaksa menjadi direktur perusahaan karena kecelakaan gara-gara uang perusahaan miliaran rupiah dilarikan orang,’’ kata Lita sembari tertawa. Hari pertama menjadi direktur, Lita dihadapkan pada persoalan besar karena dalam beberapa hari sudah harus membayar gaji karyawan. Padahal, uang kas tidak ada lagi. ‘’Saat itu saya tidak punya banyak tabungan. Tapi saya punya beberapa kartu kredit dengan plafon ratusan juta rupiah, cukup untuk gaji karyawan,’’ jelas Lita.
Setelah gaji karyawan beres, Lita kemudian mendatangi kantor bank yang memberi order proyek pembangunan gedung. Ternyata,di sana sudah diinformasikan bahwa perusahaan Lita sudah tutup sehingga sisa proyek yang belum selesai dialihkan kepada perusahaan milik direktur operasional itu. Setelah dijelaskan duduk persoalannya, pihak bank akhirnya mengembalikan sisa proyek pembangunan kantor kepada perusahaan Lita.
Selesai begitu saja? Ternyata tidak. Untuk mengerjakan sisa proyek berarti butuh modal kerja. Sementara plafon pinjaman dari kartu kredit sudah habis untuk membayar gaji karyawan. Jual, jual, jual! Itulah yang dilakukan Lita. Semua barang berharga terpaksa dijual agar proyek bisa berjalan lagi. Sayangnya, walau semua barang sudah dijual, hasilnya belum cukup juga.
Ingin tahu bagaimana kisah lanjutan dari pebisnis Lita yang berhasil menjadi finalis penerima penghargaan ”Entrepreneurial Winning Women” pada tahun 2010 oleh Ernest & Young? Dapatkan kisah lengkapnya dalam ebook Semua Orang Bisa Sukses Part 4 yang bisa Anda download gratis!
Artikel Lainnya
Wirausaha
Ingin Memulai Bisnis Event Organizer? Yuk, Baca Tiga Hal Berikut!
Keberadaan EO (Event Organizer) kerap dibutuhkan dalam penyelenggaraan sebuah acara. Fungsinya, lebih kepada mengatur jalannya rangkaian acara; mulai dari persiapan hingga hari H. Ini sebabnya, memulai bisnis event organizer tidak boleh main-main. Sekalipun pemula, kepuasan klien adalah hal penting yang harus diperhitungkan. Bukan hanya menjaga hubungan klien. Seorang EO juga harus menjaga hubungannya dengan beberapa […]
Inspirasi
Gadai Bebas Bunga dari Pegadaian, Pinjaman Tanpa Beban!
Ingin dana cepat tanpa bunga? Ikuti program Gadai Bebas Bunga yang berlaku untuk Gadai Emas, Gadai Elektronik, dan Gadai Kendaraan. Cek infonya di sini!
Wirausaha
Part Time: Kenali Pengertian, Manfaat, dan Contohnya
Kerja part time bisa menjadi jalan bagi sahabat untuk menambah cuan dengan cukup efektif. Mari cari tahu apa saja contohnya di artikel ini.