Revenue Stream: Arti, Jenis, Cara Mengelola, dan Contohnya

Oleh writermahendra dalam Wirausaha

30 December 2024
Bagikan :
image detail artikel

Revenue stream adalah aliran pendapatan dari berbagai sumber yang terkumpul dalam kas masuk perusahaan.

Secara umum, revenue stream digunakan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan melalui penambahan sumber yang sudah ada.

Kas masuk dalam bentuk revenue stream bisa didapatkan dari berbagai sumber secara langsung atau tidak langsung.

Namun, revenue stream bukan hanya memastikan masuknya kas masuk atau pendapatan suatu usaha. Perannya pun krusial dalam manajemen keuangan usaha.

Masih ada hal-hal penting lain yang bisa dikulik dari revenue stream. Untuk itu, simak pembahasan di bawah ini.

Apa itu Revenue Stream?

Revenue stream adalah berbagai sumber yang mengisi kas masuk perusahaan. Secara harfiah, revenue stream adalah aliran dana masuk atau pendapatan.

Sumber dana yang masuk ke kas perusahaan tersebut mencakup hasil penjualan produk, investasi, hibah, hak lisensi, franchise, dan lain sebagainya.

Dengan adanya revenue stream, perusahaan dapat mengurangi risiko kerugian apabila kondisi pasar sedang tidak stabil akibat berbagai faktor eksternal, seperti pandemi Covid-19.

Semakin banyak aliran pendapatan atau revenue stream, maka fondasi dasar keuntungan perusahaan pun akan makin kuat.

Selain itu, revenue stream juga dapat menutupi dampak kerugian akibat sumber pendapatan lain yang bermasalah.

Fungsi Revenue Stream

Di samping menjadi sumber pendapatan yang bisa meminimalisasi efek kerugian, revenue stream yang beragam memiliki sejumlah fungsi sebagai berikut:

1. Menarik Perhatian Investor

Pendapatan perusahaan yang besar tentunya akan menarik perhatian investor. Dengan adanya aliran dana masuk dari berbagai sumber, investor pun akan menganggap perusahaan mampu mendatangkan pendapatan secara optimal.

Tidak hanya itu, informasi seputar revenue stream adalah bukti bahwa perusahaan dapat mengelola kas masuk dengan baik.

2. Menjadi Acuan Analisis Performa Perusahaan

Penghasilan yang didapatkan dari berbagai sumber bisa menjadi dasar analisis performa perusahaan pada suatu periode.

Jumlah pendapatan dapat dilihat dari interpretasi angka kas masuk pada laporan keuangan. Dengan begitu, pemangku kepentingan dapat mengidentifikasi seberapa besar revenue stream dan mengambil keputusan untuk strategi mengoptimalkannya di periode berikutnya.

3. Menginformasikan Area Strategis Penghasil Revenue

Penghasilan dari berbagai revenue stream adalah indikator masing-masing area yang berkontribusi paling besar.

Mengidentifikasi sumber revenue stream yang memiliki performa paling baik dapat menjadi cara untuk mengoptimalkan hasil.

Area yang berpotensi besar bisa diperkuat, sedangkan area lain yang kurang menghasilkan revenue dapat diperbaiki atau dihapus.

4. Membantu Estimasi Omzet dan Profit

Data dari revenue stream adalah referensi yang dapat digunakan untuk membantu pelaku usaha memperkirakan omzet dan profit dalam suatu periode.

Perusahaan yang memiliki Business Model Canvas (BMC) bahkan dapat melihat hasil revenue stream yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan operasional.

Dari hitungan tersebut bisa diketahui sisa revenue stream yang digunakan. Nilai sisa penggunaan tersebut pun bisa digolongkan menjadi profit.

Baca juga: Petty Cash (Kas Kecil): Fungsi, Manfaat, & Cara Mengelolanya 

Jenis Revenue Stream

Terdapat dua jenis revenue stream yang berlaku di dunia kewirausahaan, yaitu transaction revenue stream dan recurring revenue stream. Berikut penjelasannya:

1. Transaction Revenue Stream

Pendapatan yang mengalir dari transaksi jual beli sekali bayar. Setiap transaksi antara pelanggan dan perusahaan sama dengan satu kali revenue stream.

Adapun contoh transaction revenue stream adalah transaksi pembelian produk, dana hibah, bantuan pendanaan 1 putaran, dan lain sebagainya.

2. Recurring Revenue Stream

Pendapatan yang rutin diterima lebih dari sekali termasuk sebagai recurring revenue stream. Maka dari itu, pencatatannya bisa dilakukan berkali-kali selama satu periode.

Sifatnya yang berulang membuat pendapatan yang didapatkan dari revenue stream ini baik untuk keberlangsungan bisnis.

Beberapa contoh recurring revenue stream adalah return dari investasi, suntikan dana dari investor secara rutin, pembayaran dari subscription atau langganan, dan lainnya.

Cara Mengelola Revenue Stream

Pengelolaan revenue stream yang efektif bisa membantu meningkatkan performa perusahaan hingga menghasilkan omzet dan profit secara optimal. Berikut beberapa cara melakukannya:

  • Memahami tren pasar untuk meraih peluang revenue stream dari area tertentu.
  • Menyusun strategi pemasaran yang efektif sehingga bisa menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pendapatan dari transaksi jual beli.
  • Mencari peluang investasi yang dapat menjadi recurring revenue stream untuk perusahaan.
  • Memanfaatkan aset berharga yang dimiliki perusahaan untuk memaksimalkan revenue stream.
  • Mengembangkan kemitraan dengan perusahaan yang memiliki performa bagus dan tujuan sama untuk mendapatkan revenue stream lebih.

Contoh Revenue Stream

Beberapa contoh revenue stream sudah disebutkan secara singkat di atas. Namun, masih ada contoh lainnya di samping return investasi, dana hibah, dan hasil penjualan produk.

Berikut adalah beberapa contoh revenue stream yang bisa memperbesar peluang surplus pendapatan perusahaan:

  • Cabang Baru: Membuka cabang baru dapat memberikan pemasukan tambahan untuk perusahaan secara konstan.
  • Biaya Pelayanan: Jenis revenue stream ini berupa imbal dari jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Beberapa bentuk biaya pelayanan adalah biaya administrasi gadai, bunga pinjaman, premi asuransi, dan lain sebagainya.
  • Lisensi: Produk yang dihasilkan perusahaan memiliki lisensi berupa hak cipta, paten, atau franchise sehingga dapat menghasilkan pendapatan secara konsisten.


Demikian pembahasan seputar revenue stream dalam dunia bisnis. Semoga dapat menginspirasi para wirausahawan untuk mengoptimalkan keuangan perusahaan ya.

Selain mengoptimalkan revenue, perusahaan juga perlu menganalisis kebutuhan modal untuk pengembangannya. Untuk itu, lengkapi modal pengembangan usaha dengan pembiayaan dari Pegadaian.

Salah satu pembiayaan yang ditawarkan oleh Pegadaian adalah Pinjaman Usaha. Untuk mengajukannya, sahabat perlu menyerahkan BPKB sebagai jaminan dan sejumlah dokumen bukti kepemilikan usaha.

Pembiayaan ini berlaku untuk usaha yang dimiliki perorangan ataupun badan usaha. Nilai cicilan tetap dengan pembayaran yang ditetapkan per bulan.

Selama pembayaran cicilan, kendaraan masih bisa digunakan untuk melakukan kegiatan produksi maupun pribadi.

Jadi, tunggu apa lagi? Mari penuhi kebutuhan modal pengembangan usaha dengan Pinjaman Usaha dari Pegadaian.

Baca juga: Joint Venture: Dasar Hukum, Karakteristik, dan Jenisnya 

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved