5 Alasan Bisnis UMKM-mu Sulit Maju
Halo, Sahabat.
Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang sesuatu yang akrab sekali dengan keseharian kita, yaitu tentang Usaha Kecil Dan Menengah atau yang lebih sering kita kenal dengan sebutan UMKM. Siapa saja nih, diantara Sahabat yang punya usaha kecil dan menengah, misalnya toko kecil seperti kedai, industri rumahan, jualan online atau juga yang mempunyai usaha layanan jasa? Kalian semua adalah pahlawan ekonomi Indonesia yang patut diacungi jempol!
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, para pelaku usaha kecil dan menengah ini sudah menyumbang 61% PDB kita di tahun 2020. Luar biasa sekali ya, Sahabat? Tidak hanya itu saja, tahun 2020 UMKM juga telah mempekerjakan 117 juta orang atau sekitar 97% dari total angkatan kerja di Indonesia. Ya, UMKM bisa dikatakan adalah penggerak utama ekonomi Indonesia yang terbukti nyata sudah menyelamatkan kita dari banyak krisis keuangan seperti, pada tahun 1998 dan juga krisis 2008 dimana perusahaan besar banyak yang mengalami kelesuan bahkan bangkrut. UMKM mampu menyerap tenaga kerja dan akhirnya mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Akan tetapi, meski UMKM punya peranan luar biasa dalam ekonomi kita, sayangnya membangung usaha kecil tersebut tidaklah mudah khususnya pada tahun-tahun pertama. Tidak sedikit para pelaku usaha UMKM ini harus gulung tikar karena berbagai faktor, dan salah satu faktor utama yang membuat banyak pelaku UMKM gagal sekaligus yang juga paling banyak diabaikan oleh para pelaku usaha adalah manajemen keuangan yang tidak rapi dan tidak terencana. Hal ini tidak terjadi hanya di Indonesia saja, badan monitor UMKM di Amerika juga mencatat bahwa 82% penyebab kegagalan UMKM adalah masalah pada manajemen keuangan. Nah, Sahabat, di artikel kali ini kita akan membahas 4 kesalahan yang dilakukan UMKM terkait keuangan. Yuk, kita bahas satu-satu.
5 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Pelaku Usaha UMKM
1. Tidak Disiplin Mencatat Arus Transaksi
Ini adalah kesalahan yang paling sering dilakukan oleh para pelaku usaha UMKM. Mencatat pemasukan atau pengeluaran usaha mungkin terkesan ribet dan malas dilakukan, akhirnya banyak yang mencatat dengan asal-asalan dan tidak rapi. Bahkan yang paling buruknya adalah kita hanya sekadar mengingat. Jelas kebiasaan buruk ini dapat berakibat fatal jika dibiarkan berlarut-larut. Memangnya kenapa para pelaku usaha harus disiplin mencatat pemasukan dan pengeluaran? Ini dilakukan agar kita mengetahui posisi keuangan seperti:
· Total penjualan tiap bulan
· Sisa piutang
· Sisa persediaan barang
Dengan mengetahui kondisi keuangan, kita jadi memiliki pertimbangan bisnis yang lebih baik.
2. TIdak Memisahkan Kekayaan Pribadi Dengan Aset Usaha
Seringkali pelaku usaha membayar cicilan atau keperluan pribadi menggunakan uang usaha bisnisnya. Padahal hal itu tidak ada kaitannya dengan aktivitas bisnis misalnya beli makan sehari-hari atau bayar uang sekolah anak menggunakan uang yang ada di kasir. Kebiasaan ini membuat pencatatan keuangan menjadi rancu dan membingungkan. Mungkin ini Terkesan sepele, tapi kebiasaan mencampur keuangan pribadi dengan keuangan usaha dapat membuat pelaku usaha tidak memiliki gambaran seberapa besar beban usaha yang dimiliki oleh karena sudah tercampur dengan pengeluaran pribadi maupun keluarga. Tidak jarang ini menjadi sumber masalah penyebab UMKM akhirnya tidak mampu membayar biaya operasional dan utang usaha yang padahal omzet usahanya sudah lumayan besar dan banyak pembelinya tetapi malah habis untuk membiayai kebutuhan pribadi.
Baca juga: 5 Cara Pengembangan UMKM yang Pasti Berhasil
3. Tidak Pernah Cek Data Keuangan
Dalam berbisnis, baik itu skala besar maupun kecil, kita tetap perlu memperhatikan data-data keuangan seperti penjualan tiap bulan sebagai acuan, misalnya seperti barang apa saja yang terjual, bagaimana persediaan atau stock barang, apakah sesuai dengan arusnya. Jangan sampai stok sudah habis namun tidak berimbang dengan pemasukan.
4. Masih Mencatat Keuangan Secara Manual
Memanfaatkan teknologi sepertinya adalah hal yang agaknya perlu dilakukan. Kini sudah sangat mudah ditemui aplikasi pencatatan keuangan khusus UMKM. Memang kebanyakan dari kita masih kurang paham soal bagaimana mengoperasikan aplikasi tersebut, namun sangat dianjurkan untuk kita mempelajarinya. Tidak sulit kok sahabat, kitab bisa memanfaatkan Youtube untuk mendapat tutorial secara gratis.
5. Mudah Merasa Puas Dengan Bisnis Yang Sudah Berjalan
Tidak sedikit para pelaku usaha UMKM merasa puas dengan bisnisnya oleh karena produknya dianggap sudah memiliki pelanggan. Padahal, yang sebetulnya tidak disadari adalah adanya kesempatan untuk menambah pelanggan baru dan memperluas jangkauan pasar. Bisnis yang baik adalah bisnis yang terus berkembang. Jika kendala yang sering dikeluhkan oleh pelaku UMKM adalah persoalan modal, maka rasanya itu bukan lagi masalah besar. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan layanan dari Pegadaian seperti Gadai Emas, Gadai Kendaraan ataupun Gadai Elektronik. Ada juga layanan KUR Syariah Pegadaian yang memang secara khusus disiapkan untuk para pelaku usaha UMKM. Syarat dan ketentuannya juga cukup mudah. Sahabat bisa kunjungi situs KUR Pegadaian Syariah ini untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Semoga sharing dari kami bisa bermanfaat untuk pelaku UMKM dan mampu meningkatkan keberhasilan usaha kecil, mikro, dan menengah di Indonesia. Yuk, ajukan gadai ke Pegadaian dan KUR Syariah di Pegadaian dan tingkatkan bisnis kamu!
Artikel Lainnya
Inspirasi
Bisnis Emas: Panduan Lengkap dan Mengapa Banyak Diminati
Bisnis emas dianggap tak pernah rugi dan banyak diminati. Bagaimana memulainya? Temukan rahasia besar toko emas di artikel ini.
Emas
Emas 916 Berapa Karat? Bandingkan dengan Kadar Emas Lainnya
Perhiasan emas ditandai dengan berbagai kode. Lantas, emas 916 berapa karat? Untuk memahami arti kode tersebut simak pembahasan selengkapnya di sini.
Inspirasi
5 Film Entrepreneurship Wajib Tonton Untuk Calon Pengusaha Sukses
Ciri orang sukses adalah memiliki strategi untuk mengatasi rintangan dan hambatan yang sedang dihadapi. Simak lima film yang bisa memotivasi jadi orang sukses.