Laporan Perubahan Modal: Fungsi, Komponen, & Cara Membuatnya

Oleh writermahendra dalam Wirausaha

30 December 2024
Bagikan :
image detail artikel

Laporan keuangan perusahaan terbagi menjadi beberapa bagian. Salah satunya adalah laporan perubahan modal atau ekuitas.

Laporan perubahan modal adalah dokumen yang memuat informasi seputar naik turunnya kepemilikan modal suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi.

Adapun ekuitas atau modal yang dihitung merupakan kekayaan atau aktiva bersih selama periode yang ditentukan perusahaan, baik bulanan maupun tahunan.

Lantas, seberapa pentingnya laporan perubahan modal terkait dengan pelaporan keuangan perusahaan? Mari ketahui lebih lanjut di bawah ini.

Apa itu Laporan Perubahan Modal?

Laporan perubahan modal adalah salah satu bagian dari laporan keuangan yang berisi informasi seputar perubahan ekuitas atau modal suatu perusahaan.

Di dalamnya juga tercantum penyebab terjadinya perubahan nilai modal, baik penambahan atau pengurangan akibat perolehan laba rugi maupun transaksi keuangan lainnya.

Nilai perubahan modal didapatkan dari selisih antara jumlah modal awal, laba atau rugi, serta total penarikan modal untuk kebutuhan usaha.

Dengan adanya laporan perubahan modal, pelaku usaha dan pemangku kepentingan dapat memantau seberapa besar pemasukan modal maupun peminjaman aset pada suatu periode.

Fungsi Laporan Perubahan Modal

Membuat laporan perubahan modal adalah tanggung jawab akuntan suatu perusahaan. Pembuatan dokumen yang berisi perubahan modal ini penting dilakukan karena memiliki sejumlah fungsi, yaitu:

  • Menyajikan data tentang perubahan modal perusahaan secara jelas, tepat, dan akurat.
  • Menjadi data pendukung laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
  • Menginformasikan dana yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi.
  • Menjadi bahan acuan bagi pelaku usaha dan pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan dan merancang strategi di masa depan.
  • Membantu analis keuangan memahami sejumlah faktor yang dapat memengaruhi perubahan modal perusahaan.
  • Membantu investor memperkirakan periode waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di periode selanjutnya yang berasal dari pembagian dividen.

Komponen Laporan Perubahan Modal

Penyusunan laporan perubahan modal perlu dilakukan dengan memperhatikan komponen-komponennya. Berikut penjabarannya:

1. Modal Awal: Disebut juga sebagai saldo akhir yang didapatkan perusahaan dari periode akuntansi sebelumnya.
2. Modal Investasi Pemilik: Jumlah modal yang didapatkan oleh perusahaan selama satu periode.
3. Hasil Laba atau Rugi: Perolehan laba bersih atau rugi bersih perusahaan selama satu periode.
4. Pengambilan Pribadi: Uang yang diambil untuk kepentingan pribadi pemilik perusahaan pada satu periode.
5. Modal Akhir: Jumlah modal yang didapatkan pada akhir periode.
6. Pengaruh Perubahan Kebijakan Akuntansi: Penyesuaian yang perlu dilakukan pada cadangan pemegang saham di awal laporan komparatif untuk membantu penyajian ekuitas awal sesuai dengan jumlah yang ditentukan oleh kebijakan akuntansi baru.
7.  Pengaruh Koreksi Kesalahan Periode Sebelumnya: Dampak dari penyesuaian kesalahan pendataan dari periode sebelumnya yang disajikan terpisah.
8. Laba Bersih: Jumlahnya harus sama dengan laba bersih yang tercantum pada laporan laba rugi perusahaan.
9. Saldo yang Disajikan Kembali: Sejumlah modal atau ekuitas yang diberikan kepada pemegang saham pada awal periode komparatif setelah terjadinya penyesuaian karena perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi kesalahan pada periode sebelumnya.
10. Dividen: Jumlah dividen yang dikeluarkan atau diumumkan selama periode akuntansi yang harus dikurangi dari ekuitas milik pemegang saham.
11. Perubahan dalam Cadangan Revaluasi: Jumlah keuntungan dan kerugian dari revaluasi yang diakui selama satu periode.
12. Keuntungan dan Kerugian Lain: Sejumlah keuntungan dan kerugian yang tidak diakui pada laporan laba rugi bisa dicantumkan di laporan perubahan modal.
13. Saldo Akhir: Nominal cadangan modal atau ekuitas pada akhir periode akuntansi.

Baca juga: Franchise: Pengertian, Keuntungan, dan Tips Memulainya 

Cara Membuat Laporan Perubahan Modal

Setelah mengenali komponen laporan perubahan modal di atas, pelaku usaha perlu tahu cara membuatnya. Berikut langkah-langkah praktis untuk melakukannya:

1. Mencari tahu nilai modal awal dengan mengamati neraca saldo laporan keuangan pada periode sebelumnya atau dari neraca lajur bagian neraca saldo yang belum disesuaikan.
2. Meletakkan modal awal atau saldo akhir pada periode sebelumnya di atas laporan.
3. Menentukan laba atau rugi bersih pada periode terkini. Hasil akhirnya bisa diambil dari pengurangan antara total di kolom debit dan kredit yang tertera pada bagian laba atau rugi di neraca lajur. Jika tidak ingin menghitung, hasil laba atau rugi bersih bisa diambil dari laporan laba rugi yang telah dibuat.
4. Memastikan pengambilan uang pada neraca lajur bagian kolom debit.
5. Menghitung modal akhir berdasarkan data yang disajikan dengan menggunakan rumus berikut:

Modal Akhir = Modal Awal + (Laba Bersih - Pengambilan Uang)

Adapun rumus modal akhir ketika perusahaan menderita kerugian bisa dijabarkan sebagai berikut ini:

Modal Akhir = Modal Awal + (Rugi Bersih + Pengambilan Uang)

Sekian pembahasan seputar laporan perubahan modal yang dapat menjadi acuan ketika sahabat mengelola keuangan perusahaan.

Baik mengemban tugas sebagai akuntan atau bukan, mengetahui pentingnya laporan perubahan modal dapat membantu penyusunan dokumen keuangan perusahaan dengan lebih baik.

Selain mengamati perubahan modal, pelaku usaha pun juga perlu memastikan ketersediaan modal untuk kebutuhan pengembangan usaha.

Maka dari itu, pengajuan pinjaman usaha bisa dilakukan agar upaya mengembangkan usaha dapat berjalan dengan optimal.

Agar prosesnya tidak rumit, pilih Pinjaman Usaha dari Pegadaian. Pembiayaan ini berlaku untuk usaha yang dijalankan oleh individu atau badan usaha.

Pengajuannya bisa dilakukan di outlet Pegadaian terdekat. Cukup bawa KTP sebagai bukti identitas diri, BPKB sebagai jaminan, surat keterangan tempat usaha yang berdiri di wilayah setempat, dan keterangan bahwa perusahaan milik sendiri serta berjalan minimal 1 tahun.

Selama pembayaran cicilan, kendaraan masih tetap bisa digunakan untuk kebutuhan pribadi maupun usaha. Pembayaran cicilan bisa dilakukan per bulan dengan nilai tetap.

Jadi, tertarik untuk mengembangkan usaha? Yuk, penuhi kebutuhan pendanaan dengan cepat dengan mengajukan Pinjaman Usaha di Pegadaian!

Baca juga: Laporan Keuangan Sederhana: Fungsi, Cara Buat, & Contohnya 

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved