Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, & Cara Mengatasinya

Oleh Sahabat Pegadaian dalam Keuangan

01 February 2024
Bagikan :
image detail artikel

Inflasi adalah istilah dalam dunia ekonomi yang merujuk pada kondisi kenaikan harga barang dan jasa di pasar pada periode tertentu.
Fenomena ini dapat berdampak besar pada roda perekonomian negara, baik itu bagi konsumen maupun produsen, serta kestabilan harga di pasar.
Tingkat keparahan inflasi bisa dilihat dari laju inflasi yang merupakan persentase kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus.
Agar dapat memahami dan mengantisipasi inflasi dengan lebih baik, mari simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Inflasi?

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam jumlah besar yang terjadi secara terus menerus dalam periode tertentu.
Salah satu hal yang menandakan terjadinya inflasi adalah meningkatnya peredaran uang kertas akibat penurunan nilai mata uang sehingga berimbas pada kenaikan harga barang dan jasa.
Naiknya harga barang dan jasa secara keseluruhan ini membuat biaya hidup semakin meningkat.
Umumnya, inflasi adalah kondisi kenaikan barang dan jasa yang diukur selama satu tahun oleh lembaga statistik negara. Di Indonesia, peran ini dipegang oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
BPS bertugas untuk melakukan survei guna mengumpulkan data dari harga berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili kebutuhan konsumsi masyarakat.
Data yang didapatkan tersebut nantinya dibandingkan dengan harga-harga sekarang dengan periode sebelumnya untuk mengukur tingkat inflasi.

Penyebab Inflasi

Salah satu penyebab inflasi adalah peredaran uang yang meningkat di masyarakat akibat merosotnya nilai mata uang. Hal tersebut membuat harga barang ikut naik.
Semakin banyak uang yang beredar, maka nilai unit mata uang pun akan semakin berkurang. Akibatnya, harga barang dan jasa naik sementara daya beli masyarakat menurun.
Umumnya, fenomena peredaran uang yang tak terkendali tersebut disebabkan oleh kebijakan moneter yang longgar.
Inflasi juga dapat disebabkan ketika permintaan barang atau jasa meningkat namun tidak diimbangi dengan pasokan yang mencukupi.
Adapun inflasi bisa disebabkan oleh penawaran yang menurun akibat adanya kenaikan biaya produksi.
Baca juga: UMK 2024 Sudah Berlaku, Ini Urutan Tertinggi dan Terendahnya 

Jenis-Jenis Inflasi

Indikator utama dari fenomena inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Inflasi sendiri dikelompokkan menjadi beberapa kategori.
Berikut adalah jenis-jenis inflasi yang dikategorikan berdasarkan sumber, penyebab, dan dampaknya:

Berdasarkan Sumbernya

Terdapat dua jenis inflasi berdasarkan sumbernya yang perlu diketahui, yaitu inflasi dari dalam negeri dan dari luar negeri.

1. Inflasi dari Dalam Negeri

Inflasi bisa terjadi ketika jumlah uang yang beredar di dalam negeri lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Tidak hanya itu, penyebab lain munculnya inflasi adalah ketika permintaan dari dalam negeri menurun sehingga membuat harga barang dan jasa meningkat.

2. Inflasi dari Luar Negeri

Kenaikan harga barang-barang impor atau dari luar negeri dapat menyebabkan terjadinya inflasi.
Harga barang yang naik di negara asal produksi bisa berdampak pada ketidakstabilan ekonomi negara lainnya.

Berdasarkan Penyebabnya

Terdapat tiga jenis inflasi berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah masing-masing penjabaran singkatnya:

1. Demand Pull Inflation

Inflasi bisa terjadi karena permintaan barang dan jasa di pasar yang mengalami peningkatan namun produsen tidak bisa memenuhinya.

2. Cost Push Inflation

Kenaikan biaya produksi yang membuat penawaran barang meningkat dapat menyebabkan terjadinya inflasi.

3. Bottle Neck Inflation

Jenis inflasi yang disebabkan oleh faktor penawaran dan permintaan barang serta jasa di pasar.
Baca juga: Perlukah Indonesia Melakukan Redenominasi Rupiah? 

Berdasarkan Dampaknya

Seperti yang sudah disebutkan di atas, inflasi adalah fenomena ekonomi yang berdampak besar pada perekonomian negara dan kualitas hidup masyarakat.
Inflasi dikelompokkan berdasarkan dampaknya terhadap kondisi ekonomi. Berikut masing-masing penjelasannya:

1. Inflasi Ringan

Jenis inflasi yang masih bisa dikendalikan dan tidak begitu mengganggu perekonomian negara. Situasi ini ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa di bawah 10% per tahun dan masih bisa dikendalikan.

2. Inflasi Sedang

Pada level sedang, dampak inflasi dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan tetap. Namun, inflasi sedang masih belum membahayakan perekonomian negara.
Dalam hal ini, kenaikan harga barang dan jasa di pasar berada pada kisaran 10% hingga 30% per tahun.

3. Inflasi Berat

Inflasi berat berdampak besar pada kestabilan perekonomian negara. Ketika situasi ini terjadi, masyarakat akan lebih memilih untuk menyimpan barang daripada menabung.
Bunga tabungan akan menurun ketika terjadi inflasi. Kenaikan harga yang disebabkan oleh inflasi ini berada pada kisaran 30% hingga 100% per tahun.

4. Inflasi Sangat Berat

Inflasi pada kisaran 100% ke atas per tahun dapat mengacaukan perekonomian suatu negara. Jenis inflasi ini sulit dikendalikan sekalipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan moneter maupun fiskal.

Pengukuran Tingkat Inflasi

Di Indonesia, pengukuran tingkat inflasi adalah hal yang bisa dilakukan dengan menggunakan indikator IHK (Indeks Harga Konsumen).
Pengukuran dengan IHK didasarkan pada 11 kelompok pengeluaran, yaitu:

  1. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
  2. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
  3. Kelompok pakaian dan alas kaki.
  4. Kelompok kesehatan.
  5. Kelompok transportasi.
  6. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
  7. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
  8. Kelompok pendidikan.
  9. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya.
  10. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
  11. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Baca juga: Panduan Suku Bunga Dasar & Perhitungan Bunga Pinjaman 

Dampak Inflasi

Inflasi memiliki dampak yang sangat luas pada perekonomian suatu negara. Berikut adalah beberapa dampaknya yang bisa dirasakan secara umum:

1. Daya Beli Berkurang

Saat inflasi terjadi, harga barang dan jasa akan meningkat sehingga nilai uang pun menurun. Apabila hal ini terus terjadi, maka standar hidup masyarakat pun akan memburuk.
Ketika harga barang dan jasa naik, masyarakat pun akan memilih untuk berhemat. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi pun akan tersendat.

2. Nilai Uang Menurun

Harga barang yang semakin mahal akibat inflasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Maka, tidak jarang masyarakat menggunakan tabungan dan investasi yang seharusnya untuk dana pensiun atau kebutuhan penting lainnya untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Di sisi lain, masyarakat akan memilih untuk tidak menabung mengingat rendahnya nilai mata uang pada saat inflasi.
Serangkaian peristiwa tersebut bisa berdampak pada industri maupun perekonomian suatu negara.

3. Suku Bunga Tinggi

Sebagai bank sentral, salah satu hal yang bisa dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengatasi inflasi adalah meningkatkan suku bunga acuan.
Kenaikan suku bunga tersebut akan meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen. Dengan demikian, aktivitas belanja konsumen pun akan menurun.
Pembelian untuk kebutuhan besar seperti properti dan kendaraan akan berkurang sehingga akan berdampak pada konsumsi belanja rumah tangga secara keseluruhan.

4. Pertumbuhan Ekonomi Terhambat

Nilai uang yang berkurang akan membuat masyarakat dan industri bisnis lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan pengeluaran serta berinvestasi.
Menurunnya permintaan dari konsumen tersebut berdampak pada produksi barang dan jasa sehingga melambatkan pertumbuhan ekonomi.
Situasi yang buruk di dalam negeri dapat berimbas pada perekonomian di level global yang melambat seiring dengan menurunnya daya saing.

Cara Mengatasi Inflasi

Terdapat dua cara yang bisa dilakukan oleh suatu negara ketika terjadi inflasi, yaitu penetapan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

1. Kebijakan Moneter

Salah satu cara pemerintah mengatasi inflasi adalah menetapkan kebijakan moneter yang ditujukan untuk menjaga kestabilan moneter.
Dalam hal ini, Bank Indonesia akan membatasi jumlah uang yang beredar dan meningkatkan suku bunga sehingga dapat menarik masyarakat untuk kembali menyimpan uang di bank. 

2. Kebijakan Fiskal

Cara mengatasi inflasi lainnya adalah dengan menerapkan kebijakan fiskal yang berfungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.
Adapun beberapa strategi yang termasuk dalam kebijakan fiskal adalah meningkatkan tarif pajak, menambah jumlah barang di pasar, dan menghemat pengeluaran pemerintah.
Itulah pembahasan tentang inflasi yang dapat membuat sahabat lebih mempersiapkan diri di tengah ketidakstabilan kondisi ekonomi.
Salah satu hal yang menjadi kekhawatiran saat inflasi adalah menurunnya nilai mata uang. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menghindari kerugian tersebut?
Agar tidak merugi, sahabat bisa menabung emas untuk menggantikan uang tunai dengan nilai yang rawan turun ketika terjadi inflasi.
Emas adalah aset berharga yang nilainya stabil dan cenderung naik secara historis sekalipun di tengah inflasi.
Jika ingin menabung emas yang aman, gunakan layanan Tabungan Emas di Pegadaian. 
Pembelian terjangkau, mulai dari Rp10 ribu saja. Adapun biaya pengelolaan rekening sebesar Rp30 ribu per tahun. Sangat terjangkau, bukan?
Tunggu dulu. Sahabat bisa menikmati bebas biaya pengelolaan rekening selama setahun jika mendaftar melalui aplikasi Pegadaian Digital lho.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai menabung emas agar keuangan aman di saat inflasi!
Baca juga: PDB (Produk Domestik Bruto): Komponen & Cara Menghitungnya

Tinggalkan Komentar

Alamat email kamu tidak akan terlihat oleh pengunjung lain.
Komentar *
Nama*
Email*
logo

PT Pegadaian

Berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Ikuti Media Sosial Kami

Pegadaian Call Center

1500 569

atau 021-80635162 & 021-8581162


Copyright © 2024 Sahabat Pegadaian. All Rights Reserved